Selasa, 16 Desember 2014

ANALISA PERILAKU KONSUMEN DAN NILAI KOMIK JEPANG

 DJUDIYAH

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

E-mail: Djudiyahdahlan@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tentang nilai-nilai serta motivasi terhadap komik Jepang . Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subyek pada penelitian adalah 35 siswa Sekolah Menengah Pertama di Malang, dimana digunakan teknik sampling insidental. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Metode analisa data adalah deskriptif kuantitatif. Hasil pertama dari penelitian ini adalah faktor motivasinya adalah kebutuhan sosial, kebutuhan egoistik, aktualisasi diri dan kebutuhan rasa aman. Kedua, nilai dari komik jepang adalah gambar dan bahasa yang mudah di pahami dengan topik yang bervariasi dan ceritanya lebih realitis dan masalah harga lebih murah di bandingkan dengan komik Amerika.


PENDAHULUAN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau  kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Menurut Maslow (dalam Schiffman dan Kanuk, 2000) ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu, kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan egoistik (egoistic or esteem needs) serta kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization) dalam membeli produk atau jasa. Ada kalanya konsumen membeli produk atau jasa didorong oleh kebutuhan fisik. Nilai atau value juga merupakan aspek penting yang dapat membuat konsumen puas serta loyal atau setia terhadap produk atau jasa. Nilai atau value diartikan sebagai selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Biaya total pelanggan adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa (Kotler, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang memberikan nilai lebih akan membuat konsumen puas dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk atau jasa. Salah satu alasan mengapa komik menjadi populer akhir-akhir ini adalah karena pengaruh TV (Johannsson dan Nonka, 1998). Menurut Polay, et al. (1996) ada beberapa alasan mengapa sensitivitas advertensi lebih berpengaruh pada anak-anak muda bila dibandingkan dengan orang dewasa, salah satu alasan tersebut adalah pembentukan identitas dan perhatian advertensi pada remaja adalah untuk membentuk identitas diri, yang menyebabkan remaja yang berumur belasan memperhatikan pengaruh advertensi dan peergroupnya terhadap cue yang berhubungan dengan simbol-simbol kedewasaan dan penerimaan orang lain. Remaja belasan juga lebih mampu menerima image yang romantis, sukses, mengagumkan, popular dan adventurir, dimana hal ini akan dicapai dengan cara mengkonsumsi rokok.


METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi serta nilai (value) lebih yang dipersepsikan dan dirasakan oleh remaja ketika mereka menyewa, membaca, membeli ataupun mengkoleksi komik Jepang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTP yang menjadi pelanggan persewaan komik ”Tumapel Agency” di Singosari Malang. Sampel penelitian ini berjumlah 35 orang yang diambil dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif





 




Gambar 1.  Motivasi Mengkonsumsi Komik Jepang
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 35 siswa SLTP yang menjadi responden dalam penelitian ini, ada 24 siswa (68%) yang mengkonsumsi komik Jepang untuk memenuhi kebutuhan sosial (social need), ada 8 siswa (23%) untuk memenuhi kebutuhan egoistik atau esteem need, ada 2 siswa (6%) untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri serta ada 1 siswa (3%) untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (safety need).


 












Gambar 2.  Value Komik Jepang

Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa ada 15 siswa (43%) yang mengatakan bahwa gambar maupun bahasa yang disajikan mudah dicerna atau pahami, ada 8 siswa (23%) yang beranggapan bahwa topik yang ditawarkan lebih bervariasi, topik yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan dongeng ataupun cerita yang ada di Indonesia, topik yang ditawarkan sesuai dengan perkembangan jiwa segment pasarnya, topik yang ditawarkan tidak ada muatan politis. Ada 6 siswa (17%) menyatakan bahwa cerita yang ditawarkan lebih realistis atau menyentuh kehidupan sehari hari serta ada 6 siswa (17%) siswa yang mengatakan bahwa harga beli maupun ongkos pinjam maupu harga beli di toko buku lebih murah komik Jepang di banding dengan komik dari Amerika.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data menemukan bahwa motivasi siswa mengkonsumsi komik Jepang adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial (social needs). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja adalah mampu menjalin hubungan interpersonal dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi remaja untuk menemukan jati diri atau identitas diri remaja (Hurlock, 1992). Komik dapat dijadikan topik pembicaraan yang sangat menarik bagi remaja. Penelitian ini juga menemukan bahwa remaja mengkonsumsi komik Jepang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari teman-temannya. . Temuan ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan Suprawanti (1999) bahwa siswa yang suka membaca komik Jepang ternyata memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dibanding dengan siswa yang tidak suka membaca komik Jepang. Hasil penelitian juga menemukan bahwa topik cerita yang ada pada komik Jepang sangat bervariasi. Misalnya: tentang olah raga, percintaan, persahabatan, dan lain lain. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Izawa (1998) bahwa aspek cerita pada komik barat terlihat jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Komik Barat cenderung hanya menyentuh sedikit realitas nyata. Sesuai dengan paparan Izawa (1998) bahwa tokoh pada komik-komik Barat seringkali memiliki karakter yang terpilah menjadi dua, yaitu tokoh




Djudiyah: Analisa Perilaku Konsumen                                                                                                             73

antagonis yang digambarkan begitu jahat dan tokoh protagonis yang sebaliknya dilukiskan sangat baik dan hebat. Cerita yang ada pada komik Jepang sesuai dengan perkembangan jiwa anak remaja serta menyentuh kehidupan sehari- hari, misalnya: tentang percintaan, persahabatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock(1992) yang menyatakan bahwa saat memasuki masa remaja, anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Menurut Hurlock (1992) salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan pemilikan barang-barang lain yang mudah terlihat. Monks, Knoers dan Haditono (2000) menyatakan bahwa remaja akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok dari pada mengembangkan pola norma sendiri.


SIMPULAN

Perilaku siswa membaca komik Jepang dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial atau kebutuhan untuk diterima oleh teman-temannya terutama peer groupnya, kebutuhan egoistik atau kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri serta kebutuhan akan rasa aman dari teman-temannya. Value lebih yang dimiliki oleh komik Jepang adalah gambar maupun bahasa yang disajikan mudah di cerna. Topik yang ditawarkan lebih bervariasi dan tidak jauh berbeda dengan dogeng ataupun cerita yang ada di Indonesia. Selain itu, topik yang ditawarkan sesuai dengan perkembangan jiwa segment pasarnya dan tidak ada muatan politis. Value yang cerita yang ditawarkan lebih realistis atau menyentuh kehidupan sehari hari, harga beli maupun ongkos pinjam lebih murah. Value yang lebih dari komik Jepang mendorong dan memotivasi konsumen untuk membeli dan membaca komik Jepang.


DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R dan Flint, J. 2001. http: www.soc.surrey.ac.uk/ sru/SRU33.html

Armando, A., darojah, S. dan Sugianti, R. 1997. Komik Nasional, Bangkit, Mati Lagi. Kalau saja koran dan majalah memberi tempat, kelemahan komik nasional: cerita. Republika. 24 Agustus 1997, hal. 3.

Bonneff, N. 1998. Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Feldman, R. S. 1999. Understanding Psychology. Fifth Edition. Toronto: McGraw-Hill College.

Hadi, S. 2001. Metodologi Riset. Jilid 1 dan 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hidayat, R. S. 1998. Mempertanyakan komik (di) Indonesia. Kompas. 5 Pebruari 1998, hal. 19.

Hurlock, E.B. 1992. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Imai, M. 1996. KAIZEN (Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Izawa, E. 1998. (Via Internet)

Johansson, J.K dan Nonaka, I. 1998. Cara Pemasaran Ala Jepang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar