DJUDIYAH
Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail:
Djudiyahdahlan@yahoo.com
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa tentang nilai-nilai serta motivasi terhadap komik
Jepang . Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Subyek pada penelitian adalah 35 siswa Sekolah Menengah
Pertama di Malang, dimana digunakan teknik sampling insidental. Instrumen untuk
mengumpulkan data adalah kuesioner. Metode analisa data adalah deskriptif
kuantitatif. Hasil pertama dari penelitian ini adalah faktor motivasinya adalah
kebutuhan sosial, kebutuhan egoistik, aktualisasi diri dan kebutuhan rasa aman.
Kedua, nilai dari komik jepang adalah gambar dan bahasa yang mudah di pahami
dengan topik yang bervariasi dan ceritanya lebih realitis dan masalah harga
lebih murah di bandingkan dengan komik Amerika.
PENDAHULUAN
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan
melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang
dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Menurut
Maslow (dalam Schiffman dan Kanuk, 2000) ada lima kebutuhan dasar manusia
yaitu, kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety
needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan egoistik (egoistic
or esteem needs) serta kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization)
dalam membeli produk atau jasa. Ada kalanya konsumen membeli produk atau jasa
didorong oleh kebutuhan fisik. Nilai atau value juga merupakan aspek
penting yang dapat membuat konsumen puas serta loyal atau setia terhadap produk
atau jasa. Nilai atau value diartikan sebagai selisih antara nilai
pelanggan total dan biaya pelanggan total. Biaya total pelanggan adalah sekumpulan
biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi,
mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa (Kotler, 2000). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang memberikan nilai lebih
akan membuat konsumen puas dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk
atau jasa. Salah satu alasan mengapa komik menjadi populer akhir-akhir ini
adalah karena pengaruh TV (Johannsson dan Nonka, 1998). Menurut Polay, et
al. (1996) ada beberapa alasan mengapa sensitivitas advertensi lebih
berpengaruh pada anak-anak muda bila dibandingkan dengan orang dewasa, salah
satu alasan tersebut adalah pembentukan identitas dan perhatian advertensi pada
remaja adalah untuk membentuk identitas diri, yang menyebabkan remaja yang berumur
belasan memperhatikan pengaruh advertensi dan peergroupnya terhadap cue yang
berhubungan dengan simbol-simbol kedewasaan dan penerimaan orang lain. Remaja
belasan juga lebih mampu menerima image yang romantis, sukses, mengagumkan,
popular dan adventurir, dimana hal ini akan dicapai dengan cara mengkonsumsi
rokok.
METODE
Gambar 1. Motivasi Mengkonsumsi Komik Jepang
Hasil analisis data
menunjukkan bahwa dari 35 siswa SLTP yang menjadi responden dalam penelitian
ini, ada 24 siswa (68%) yang mengkonsumsi komik Jepang untuk memenuhi kebutuhan
sosial (social need), ada 8 siswa (23%) untuk memenuhi kebutuhan
egoistik atau esteem need, ada 2 siswa (6%) untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri serta ada 1 siswa (3%) untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (safety
need).
Gambar 2. Value Komik Jepang
Hasil
analisis data juga menunjukkan bahwa ada 15 siswa (43%) yang mengatakan bahwa
gambar maupun bahasa yang disajikan mudah dicerna atau pahami, ada 8 siswa
(23%) yang beranggapan bahwa topik yang ditawarkan lebih bervariasi, topik yang
ditawarkan tidak jauh berbeda dengan dongeng ataupun cerita yang ada di
Indonesia, topik yang ditawarkan sesuai dengan perkembangan jiwa segment
pasarnya, topik yang ditawarkan tidak ada muatan politis. Ada 6 siswa (17%)
menyatakan bahwa cerita yang ditawarkan lebih realistis atau menyentuh
kehidupan sehari hari serta ada 6 siswa (17%) siswa yang mengatakan bahwa harga
beli maupun ongkos pinjam maupu harga beli di toko buku lebih murah komik
Jepang di banding dengan komik dari Amerika.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil analisis data
menemukan bahwa motivasi siswa mengkonsumsi komik Jepang adalah untuk memenuhi
kebutuhan sosial (social needs). Hal ini sesuai dengan tugas
perkembangan remaja adalah mampu menjalin hubungan interpersonal dengan
orang-orang disekitarnya. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi
remaja untuk menemukan jati diri atau identitas diri remaja (Hurlock, 1992).
Komik dapat dijadikan topik pembicaraan yang sangat menarik bagi remaja. Penelitian
ini juga menemukan bahwa remaja mengkonsumsi komik Jepang didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari teman-temannya. . Temuan ini
memperkuat hasil penelitian yang dilakukan Suprawanti (1999) bahwa siswa yang
suka membaca komik Jepang ternyata memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
dibanding dengan siswa yang tidak suka membaca komik Jepang. Hasil penelitian
juga menemukan bahwa topik cerita yang ada pada komik Jepang sangat bervariasi.
Misalnya: tentang olah raga, percintaan, persahabatan, dan lain lain. Hal ini
sesuai dengan pendapatnya Izawa (1998) bahwa aspek cerita pada komik barat
terlihat jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Komik Barat cenderung hanya
menyentuh sedikit realitas nyata. Sesuai dengan paparan Izawa (1998) bahwa
tokoh pada komik-komik Barat seringkali memiliki karakter yang terpilah menjadi
dua, yaitu tokoh
Djudiyah:
Analisa Perilaku Konsumen 73
antagonis yang digambarkan begitu jahat
dan tokoh protagonis yang sebaliknya dilukiskan sangat baik dan hebat. Cerita
yang ada pada komik Jepang sesuai dengan perkembangan jiwa anak remaja serta
menyentuh kehidupan sehari- hari, misalnya: tentang percintaan, persahabatan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock(1992) yang menyatakan bahwa saat
memasuki masa remaja, anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang
pesat baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Menurut Hurlock (1992) salah
satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan
menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan pemilikan
barang-barang lain yang mudah terlihat. Monks, Knoers dan Haditono (2000)
menyatakan bahwa remaja akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota
kelompok dari pada mengembangkan pola norma sendiri.
SIMPULAN
Perilaku siswa membaca
komik Jepang dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial atau
kebutuhan untuk diterima oleh teman-temannya terutama peer groupnya,
kebutuhan egoistik atau kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan
aktualisasi diri serta kebutuhan akan rasa aman dari teman-temannya. Value
lebih yang dimiliki oleh komik Jepang adalah gambar maupun bahasa yang
disajikan mudah di cerna. Topik yang ditawarkan lebih bervariasi dan tidak jauh
berbeda dengan dogeng ataupun cerita yang ada di Indonesia. Selain itu, topik
yang ditawarkan sesuai dengan perkembangan jiwa segment pasarnya dan tidak ada
muatan politis. Value yang cerita yang ditawarkan lebih realistis atau
menyentuh kehidupan sehari hari, harga beli maupun ongkos pinjam lebih murah.
Value yang lebih dari komik Jepang mendorong dan memotivasi konsumen untuk
membeli dan membaca komik Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R dan Flint, J. 2001. http:
www.soc.surrey.ac.uk/ sru/SRU33.html
Armando, A., darojah, S. dan Sugianti,
R. 1997. Komik Nasional, Bangkit, Mati Lagi. Kalau saja koran dan majalah
memberi tempat, kelemahan komik nasional: cerita. Republika. 24 Agustus 1997,
hal. 3.
Bonneff, N. 1998. Komik Indonesia.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Feldman, R. S. 1999. Understanding
Psychology. Fifth Edition. Toronto: McGraw-Hill College.
Hadi, S. 2001. Metodologi Riset. Jilid 1
dan 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hidayat, R. S. 1998. Mempertanyakan
komik (di) Indonesia. Kompas. 5 Pebruari 1998, hal. 19.
Hurlock, E.B. 1992. Psikologi
Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Imai, M. 1996. KAIZEN (Kunci Sukses
Jepang Dalam Persaingan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Izawa, E. 1998.
(Via Internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar