Sabtu, 18 Oktober 2014

SENJATA BIOLOGIS



Senjata biologis sangatlah penting bagi dunia, dengan senjata biologi dapat merusak tatanan kehidupan dan dapat memusnahkan lawan secara mudah tanpa harus berperang, ini terbukti dalam beberapa kejadian seperti : pada 300 SM bangsa yunani memasukkan mayat binatang kedalam sumur air minum musuhnya sehingga dengan itu air tercemar dan mengandung penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kematian apabila digunakan secara terus menerus. Dan pada tahun 1767 dimasa perang antara inggris & perancis melawan suku-suku Indian dikawasan amerika utara, tentara inggris memberikan selimut yang telah terkontaminasi Virus cacar kepada penduduk local Indian. Pada Perang Dunia (PD) I (1916-1918) : tentara jerman menggunakan anthrax dan glander untuk membuat ternak-ternak yang diekspor ke wilayah tentara sekutu hingga terinfeksi, juga tentara jerman menggunakan kolera di italy, plague di St. petersburgh.
Senjata biologis yaitu senjata yang menggunakan bahan – bahan biologi atau mikroba seperti virus, bakteri, jamur atau toksin dari mahkluk hidup yang dapat menimbulkan penyakit atau kematian pada manusia ataupun ternak. Potensi lain yang sangat berbahaya dari biotek adalah di bidang militer. Dengan bantuan biotek, kini para pakar dapat mengubah mikroorganisme yang memang sudah berbahaya menjadi lebih berbahaya (meningkatkan virulensinya). Contohnya mengubah sifat-sifat genetik virus influenza dan virus TBC. Dengan merekayasa DNA-nya virus dapat diubah menjadi semacam ”senjata” maut sehingga mampu membunuh manusia dan hewan dalam beberapa jam atau bahkan beberapa menit saja. Teknologi ini sebenarnya telah dikenal orang pada perang Dunia ke II, sebagai senjata kuman, yang  mampu membunuh orang  dalam tempo relatif singkat, kemampuan membunuhnya dapat lebih cepat dengan menimbulkan infkesi pada saluran nafas (virus TBC). Kini, bahkan berkat perkembangan biotek modern telah berhasil direkayasa dan dibuat senjata bio (”bom kuman”) yang dapat disebarkan di wilayah-wilayah yang akan dihancurkan. Kehebatan penggunaan bom kuman ini sulit dideteksi karena sering diduga sebagai hal biasa.


Jenis-senis bahan biologi yang dapat digunakan sebagai senjata biologis yaitu ; Bakteri, Virus, jamur, Toksin.
A.    Anthrax
Pada tahun 1877 robet khoch berhasil membiakan kultur murni Bacillus anthracis dan membuktikan bakteri ini sebagai penyebab penyakit antrax dengan menyuntikannya pada hewan percobaan.
Pada tahun 1881, Louis Pasteur berhasil menemukan cara pencegahan penyakit anthrax dengan membuat vaksin dari Bacillus anthracis.
Penyakit antrak merupakan penyakit menular yang umumnya menyerang hewan herbivora tetapi dapat juga menyerang manusia. Angka resiko terinfeksi anthrax pada manusia berkisar 1/100.000 dan sebagian menginfeksi kulit.
B.     Pest
Senjata biologis yang menngunakan bakteri pest dalam bentuk aerosol dapat menimbulkan penyakit yang parah dan fatal. Penyebabnya adalah bakteri yersinia pestis yang bisa didapat kan pada tikus dan kutunya di pelbagai wilayah dunia.
Penyakit ini ditandai dengan demam, lesu dan segera berlanjut menjadi pest pneumonic berupa napas bersengah-sengah, batuk darah dan nyeri dada. Juga diikuti gangguan pencernaan berupa mual, muntah, nyeri lambung, dan diare. Dalam dua sampai empat hari penderita akan mengalami septic shock (renjatan akibat darah keracunan bakteri)
Penyakit pest pnumoniak menular melalui sekresi pernapasan pada orang yang berada disekitar penderita (dalam radius dua meter).
PENYEBARAN BAHAN BIOLOGI
Bahan-bahan biologi dapat masuk dan keluar dari tubuh manusia :
o Melalui mulut
o Saluran pernapasan
o Saluran penernaan
o Saluran kemih
Factor-faktor yang mempengaruhi penyebaran :
o Cuaca / Iklim
o Ukuran partikel : aerosol, Liquid, powder
o Metode penyebaran : melalui udara sebagai aerosol, melalui makanan / air, topical eksposure, dan melalui vector.
Senjata biologis yaitu senjata yang menggunakan bahan – bahan biologi atau mikroba seperti virus, bakteri, jamur atau toksin dari mahkluk hidup yang dapat menimbulkan penyakit atau kematian pada manusia ataupun ternak.