Selasa, 16 Desember 2014

ANALISIS RISIKO PEMASANGAN PIPA BAJA PADA PT BALI GRAHA SURYA



ABSTRAK

Risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan sehingga cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi diri terhadap risiko. Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah pada proses welding dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa di mana risiko yang terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dan juga memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini digunakan konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di mana konsep tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan mengkomunikasikan kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi di perusahaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko yang ada pada proses welding dan welding inspection adalah risiko terbakar, bahaya sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, kejatuhan pipa dan tersetrum mesin las dengan total indeks risiko sebesar 9,324.

Kata kunci: risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen risiko.



PENDAHULUAN

Risiko adalah probabilitas suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode tertentu dan pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan dampak dari kejadian tersebut (Mills, 2001). Probowo dan Singgih (2009) serta Prihandono dan Wiguna (2010) menyatakan tujuan utama manajemen risiko adalah meminimalkan dampak kerugian yang diakibatkan dari suatu risiko pada organisasi atau proyek. Semakin tinggi kegiatan operasional yang dilakukan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dapat terjadi. Kedua penelitian tersebut melakukan penilaian risiko (R) menggunakan rumus probabilitas risiko yang terjadi (P) dikalikan dampak risiko yang terjadi (I). Selanjutnya prioritas risiko dan tindakan penanganan dalam usaha meminimalisasi risiko diperoleh dengan menggunakan matriks probabilitas-dampak dan Root Cause Analysis (RCA). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008), mengkombinasikan severity indeks dan matriks probabilitas-dampak dalam usaha melihat respons risiko yang signifikan pada aspek waktu dan biaya pada proyek pembangunan box covert di Surabaya.

PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan konstruksi mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi sehingga memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Peran manajemen risiko dalam proyek konstruksi pipa gas adalah hal yang sangat penting karena keberhasilan suatu proyek tidak dapat dipisahkan dari mekanisme kontrol terhadap risiko pada proyek. Tujuan utama dari manajemen risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak kerugian akibat dari suatu risiko pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel risiko yang memengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas; mengetahui risiko-risiko yang dominan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu, dan biaya; serta memberikan solusi untuk mengendalikan risiko yang dominan.


METODE

Alur pemecahan masalah sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Ta h ap Pe r s i apa n , mer up a k a n tahap pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan, penentuan tujuan, studi literatur, dan studi lapangan.

2.    Tahap Pengumpulan Data, pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan data-data awal dari objek penelitian melalui proses wawancara dan brainstorming dengan pihak manajemen selaku responden.
3.     Tahap Pengolahan Data, tahap ini dilakukan setelah variabel risiko yang relevan terhadap proyek diperoleh sehingga dapat dilanjutkan dengan proses penilaian untuk menentukan prioritas risiko yang akan dikelola kemudian.
4.    Tahap Analisis Data, sebagai tahap selanjutnya adalah melakukan analisis pengklasifikasian perlakuan terhadap risiko serta usulan perbaikan terhadap masing-masing risiko kegagalan pada proses pemasangan pipa gas sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kegagalan proses yang terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data mengikuti pendekatan yang digunakan oleh AS/NZS 4360:2005 yaitu Australian/New Zealand Risk Management Standards (Standards Australia/ Standards New Zealand, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Spesialisasi bidang usaha PT BALI GRAHA SURYA adalah mekanikal dan elektrikal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Singgih (2009) yang selanjutnya diolah dengan menggunakan skala Guttman maka diperoleh variabel-variabel risiko yang relevan pada proyek pemasangan instalasi pipa gas.

Analisis risiko dapat dilakukan setelah proses identifikasi risiko selesai. Tahap ini merupakan tahap penilaian dengan cara menentukan peluang (probability) dan dampak (impact) dari masing-masing variabel risiko. Penilaian peluang dan dampak menggunakan skala penilaian antara 1 sampai 5 seperti ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3. Penilaian dampak melibatkan kriteria Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu dan biaya, mengingat ketiga kriteria tersebut sangat signifikan berpengaruh terhadap dampak yang kemungkinan terjadi atas event risiko.




tabel 1. Variabel Risiko yang Relevan terhadap Proyek Pemasangan Instalasi Pipa Gas

No.

Event Risiko




Sumber Bahaya
Variabel

1.          Mobilisasi personil      1. Bahaya terguling untuk peralatan (crane) karena struktur tanah yang labil
dan peralatan
dan area sempit



2.
Risiko tertimpa, terjepit terhadap personil

3.
Risiko kecelakaan bagi pengendara di jalan umum pada saat mobilisasi




2.           Pembersihan dan pemerataan

4.     Lahan yang tidak teridentifikasi dengan baik mengakibatkan protes masyarakat

5.     Risiko tidak disiplin operator alat berat sehingga menimbulkan bahaya terjepit dan tertimpa material (kayu, batu, dll.)



3.
Stringing pipa
6.
Risiko tertimpa dan terjepit pipa


7.
Risiko putus kabel sling


8.
Risiko tidak disiplin operator alat berat
4.
Trenching pipa
9.
Kondisi tanah yang labil mengakibatkan keruntuhan pada bantaran



sungai


10. Tidak jelasnya kondisi eksisting infrastruktur bawah tanah (kabel fiber



optik, pipa PDAM)



5.           Welding dan welding inspection

11. Kejatuhan tripot, kejatuhan clamp, tergores mesin las

12. Bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum kabel mesin las



13. Terkena mesin gerinda dan terpercik logam mesin gerinda

6.           Field joint coating  14. Bahaya terbakar

7.
Holiday test
15. Bahaya tersengat listrik 12KV
8.
Push pull
16. Risiko tidak disiplin operator alat berat


17. Bahaya terjepit di roll platform
9.
Lowering in
18. Risiko tidak disiplin operator alat berat


19. Bahaya kabel sling putus


20. Bahaya terjepit dan tertimpa pipa
10.
Back filling
21. Bahaya tertimbun tanah

22. Risiko tidak disiplin operator alat berat

23. Kerugian material akibat terkubur

11.       Pemindahan block  24. Risiko gas trap sehingga dapat menimbulkan bahaya ledakan


valve
25. Risiko tidak disiplin operator alat berat



26. Bahaya terjepit dan tertimpa

12.
SCADA
27. Bahaya tersengat tegangan listrik 220V


interconnection
28. Bahaya terjatuh dari ketinggian

13.
Tie-in ke pipa
29. Bahaya gas trap pada pipa dapat mengakibatkan bahaya ledakan/


eksisting
kebakaran






30. Bahaya keracunan gas



31. Bahaya tertimbun tanah



32. Bahaya sesak napas

14.
Pengecatan
33. Bahaya gangguan pernapasan







Lanjutan Tabel 1

No.

Event Risiko




Sumber Bahaya
Variabel




15.  Faktor alam
Hujan



Banjir



 Tanah longsor di bantaran






Tabel 2. Skala Penilaian Probabilitas

Tingkatan
Kriteria
Penjelasan



1
Jarang sekali
Apabila suatu insiden mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi


yang khusus/luar biasa/setelah bertahun-tahun
2
Kecil kemungkinan
Apabila suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa kondisi


tertentu, namun kecil kemungkinan terjadinya
3
Sedang
Apabila suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu
4
Mungkin terjadi
Apabila suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua


kondisi
5
Hampir pasti
Apabila suatu kejadian akan terjadi pada semua kondisi/setiap


kegiatan yang dilakukan
Sumber: Heldman, 2005


Tabel 3. Skala Penilaian Dampak Kerugian
Tingkatan
Kriteria
Dampak K3
Dampak Waktu
Dampak Biaya





1
Insignificant/
Tidak ada cidera
Tidak mengalami
Keuntungan ≥ 8%

tidak

penundaan proses
dari nilai proyek (tidak

signifikan

kegiatan konstruksi
menyebabkan kerugian)



pipa (10 joint pipa/hari)

2
Minor/minor
Memerlukan perawatan
Mengalami penundaan
Keuntungan sebesar


P3K, on-site release
2 joint pipa/hari (hanya
6%–8% dari nilai proyek


langsung dapat
terpasang 8 joint)
(kerugian materi


ditangani

sedang)
3
Moderate/
Memerluka perawatan
Mengalami penundaan
Keuntungan 5%–6%

sedang
medis, on-site release
5 joint pipa/hari (hanya
dari nilai proyek


dapat ditangani dengan
terpasang 5 joint)
(kerugian materi cukup


bantuan pihak luar

besar)
4
Major/mayor
Cidera yang
Mengalami penundaan
Keuntungan 3%–5%


mengakibatkan cacat/
8 joint pipa/hari (hanya
dari nilai proyek


hilang fungsi tubuh
terpasang 2 joint)
(kerugian materi besar)


secara total, off-site




release tanpa efek




merusak


5
Catastropic/
Menyebabkan
Mengalami penundaan
Keuntungan ≤ 2% dari

bencana
kematian, off-site
10 joint pipa/hari
nilai proyek (kerugian


release bahan toksik
(hanya terpasang 0
materi sangat besar)


dan efeknya merusak
joint)

Sumber: Prabowo dan Singgih, 2009




Berdasarkan skala penilaian pada Tabel 2 dan 3, maka dilakukan penilaian peluang (probability) dan dampak (impact) dari masing-masing variabel risiko dengan menyebar kuesioner kepada 4 responden dari pihak manajemen yaitu Manajer Proyek, Purchasing, Site Manager, dan HSE. Adapun hasil perhitungan rata-rata peluang dan dampak risiko dapat dilihat pada Tabel 4.

Dari hasil rata-rata penilaian peluang dan dampak, maka dapat dilakukan perhitungan indeks risiko terhadap K3, waktu, dan biaya dengan cara mengalikan peluang (P) dengan dampak (I). Nilai indeks risiko ini nantinya akan dikalikan dengan nilai bobot dampak yang diperoleh melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Pada proses pembobotan, penilaian




Tabel 4. Penilaiaan Rata-rata Peluang dan Dampak



Event Risiko



Risiko


No.










Sumber

Variabel

Peluang
Dampak
Dampak
Dampak


Bahaya


(P)
K3 (I)
Waktu (I)
Biaya (I)
















1.
Mobilisasi
1.
Bahaya terguling untuk
2
1,5
2
1,25


personil dan

peralatan karena struktur








tanah yang labil dan area








sempit








peralatan
2.
Risiko tertimpa, terjepit
1,75
2,25
2,25
1,75




terhadap personil







3.
Risiko kecelakaan bagi
1
2
1,75
1,75




pengendara di jalan umum








pada saat mobilisasi





2.
Pembersihan
4.
L a h a n
y a n g
t i d a k
2
1,5
1,5
1,5


dan

teridentifikasi dengan baik








mengakibatkan protes








masyarakat







pemerataan
5.
Risiko
tidak
disiplin
1,25
1,75
1,5
1,25




operator alat berat sehingga








menimbulkan bahaya








terjepit
dan tertimpa








material (kayu, batu, dll.)





3.
Stringing pipa
6.
Risiko
tertimpa dan
3,25
3
2,25
2,25




terjepit pipa








7.
Risiko putus kabel sling
1,5
1,75
1
1



8.
Risiko
tidak
disiplin
2
1,25
1,25
1,25




operator alat berat





4.
Trenching pipa
9.
Kondisi tanah yang labil
3,25
2,75
2,25
2,25




mengakibatkan keruntuhan








pada bantaran sungai







10.
Tidak jelasnya kondisi
1,75
1,25
1,5
1,5




eksisting infrastruktur








bawah tanah (kabel fiber








optik, pipa PDAM)





5.
Welding dan
11.
K e j a t u h a n
t r i p o t ,
1,75
2
1
1,25


welding

kejatuhan clamp, tergores








mesin las


















Lanjutan Tabel 4



Event Risiko

Risiko


No.








Sumber

Variabel
Peluang
Dampak
Dampak
Dampak


Bahaya

(P)
K3 (I)
Waktu (I)
Biaya (I)















inspection
12.
Bahaya terbakar, sinar
4
2,75
2
1,75




UV dari pengelasan,








bahaya panas, bahaya








percikan api las, bahaya








kejatuhan pipa, fume atau








asap logam, tersetrum








mesin las







13.
Terkena mesin gerinda
3
3
2
1,75




dan terpercik logam








mesin gerinda





6.
Field joint
14.
Bahaya terbakar
1,75
2,25
1,75
1,75


coating







7.
Holiday test
15.
Bahaya tersengat listrik
1,5
1,75
1,25
1,75




12KV





8.
Push pull
16.
Risiko tidak disiplin
2
1,5
1,25
1,25




operator alat berat







17.
Bahaya terjepit di roll
1,75
2
2
1,75




platform





9.
Lowering in
18.
Risiko tidak disiplin
2
2
1,75
1,5




operator alat berat







19.
Bahaya kabel sling putus
1,5
2
1,5
1,5



20.
Bahaya terjepit dan
2,75
2,75
2
2




tertimpa pipa





10.
Back filling
21.
Bahaya tertimbun tanah
2,5
3
2
2



22.
Risiko tidak disiplin
2
1,5
1
1,25




operator alat berat







23.
Kerugian material akibat
2
1,75
2
2,25




terkubur





11.
Pemindahan
24.
Risiko gas trap sehingga
1,5
3,75
4
4


block valve

dapat menimbulkan








bahaya ledakan







25.
Risiko tidak disiplin
2
1,75
1,5
1,25




operator alat berat







26.
Bahaya terjepit dan
2
2,5
2
2




tertimpa





12.
SCADA
27.
B a h a y a  t e r s e n g a t
1,5
2
1,5
1,75




tegangan listrik 220V






interconnection
28.
Bahaya terjatuh dari
1,5
2,5
1,75
1,75




ketinggian





13.
Tie-in ke pipa
29.
Bahaya gas trap pada pipa
1,75
4
4
4


eksisting

dapat mengakibatkan








b a h a y a  l e d a k a n /








kebakaran







30.
Bahaya keracunan gas
1,75
4
3,75
3,75



31.
Bahaya tertimbun tanah
2
2,75
3
3



32.
Bahaya sesak napas
1,25
3
2,75
2,75

14.
Pengecatan
33.
B a h a y a  g a n g g u a n
1,75
3
1,25
2,5




pernapasan











Lanjutan Tabel 4



Event Risiko

Risiko


No.








Sumber

Variabel
Peluang
Dampak
Dampak
Dampak


Bahaya

(P)
K3 (I)
Waktu (I)
Biaya (I)














15.
Faktor alam
34.
Hujan
2
2
2,5
2,25



35.
Banjir
1
1,75
3
2,25



36.
T a n a h  l o n g s o r  d i
1,75
2,75
2,5
2,75




bantaran










Tabel 5. Respons Risiko


Event Risiko
Risiko

Var
Sumber
Variabel
Diterima Dikurangi Dialihkan Dihindari


Bahaya





12
Welding
Bahaya terbakar, sinar UV


dan welding
dari pengelasan, bahaya panas,



inspection
bahaya percikan api las, bahaya




kejatuhan pipa, fume atau asap




logam, tersetrum mesin las


6
Stringing
Risiko tertimpa dan terjepit


pipa
pipa



Trenching
Kondisi  tanah  yang  labil



mengakibatkan keruntuhan




pada bantaran sungai




Dari analisis respons risiko pada 3 variabel risiko yang paling dominan untuk diprioritaskan diperbaiki, maka dapat dijabarkan upaya perbaikan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerugian yang dialami oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penilaian risiko, variabel risiko nomor 12 yaitu bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 9,324. Dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner sebelumnya kepada pihak manajemen terkait, didapatkan penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kondisi lingkungan yang sempit, pekerja tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD), kabel terkelupas, dan penempatan pipa yang tidak aman. Proses mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan saling memperingatkan antar pekerja untuk selalu menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati dalam bekerja. Urutan tertinggi kedua yaitu variabel risiko nomor 6 yaitu risiko tertimpa dan terjepit pipa pada Proses stringing pipa dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,481.



Mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui


SIMPULAN

Variabel-variabel risiko yang relevan terhadap pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA sejumlah 36 variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu
(1)     bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las; (2) risiko tertimpa dan terjepit pipa pada proses stringing pipa; (3) kondisi tanah yang labil yang mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai. Berdasarkan atas variabel dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka solusi untuk mengendalikan risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian. Beberapa rekomendasi perbaikan berkelanjutan yang dapat diusulkan kepada pihak manajemen adalah memberikan peraturan yang tegas dan jelas terhadap para pekerja agar selalu memakai APD yang sesuai serta mematuhi prosedur yang ada serta pengawasan terhadap pelaksanaan pemasangan pipa tetap dipertahankan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi pekerja dan perusahaan.