ABSTRAK
Risiko menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam setiap aktivitas perusahaan sehingga cara terbaik yang dapat
dilakukan adalah mengantisipasi dan melindungi diri terhadap risiko.
Permasalahan yang terjadi pada PT BALI GRAHA SURYA adalah pada proses welding
dan welding inspection, stringing pipa, dan trenching pipa di mana risiko yang
terjadi memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dan juga
memengaruhi lama waktu penyelesaian proyek. Dalam penelitian ini digunakan
konsep manajemen risiko untuk menganalisis risiko operasional, di mana konsep
tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan mengkomunikasikan
kejadian risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi di
perusahaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko yang ada pada proses
welding dan welding inspection adalah risiko terbakar, bahaya sinar UV dari
pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, kejatuhan pipa dan tersetrum
mesin las dengan total indeks risiko sebesar 9,324.
Kata kunci: risiko,
keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen risiko.
PENDAHULUAN
Risiko adalah probabilitas suatu kejadian yang
mengakibatkan kerugian ketika kejadian itu terjadi selama periode tertentu dan
pengaruhnya dapat diukur dengan mengalikan frekuensi kejadian dan dampak dari
kejadian tersebut (Mills, 2001). Probowo dan Singgih (2009) serta Prihandono
dan Wiguna (2010) menyatakan tujuan utama manajemen risiko adalah meminimalkan
dampak kerugian yang diakibatkan dari suatu risiko pada organisasi atau proyek.
Semakin tinggi kegiatan operasional yang dilakukan, maka semakin tinggi pula
tingkat risiko yang dapat terjadi. Kedua penelitian tersebut melakukan
penilaian risiko (R) menggunakan rumus
probabilitas risiko yang terjadi (P) dikalikan dampak risiko yang terjadi
(I).
Selanjutnya prioritas risiko dan tindakan penanganan dalam usaha meminimalisasi
risiko diperoleh dengan menggunakan matriks probabilitas-dampak dan Root
Cause Analysis (RCA). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi
(2008), mengkombinasikan severity indeks dan matriks probabilitas-dampak
dalam usaha melihat respons risiko yang signifikan pada aspek waktu dan biaya
pada proyek pembangunan box covert di Surabaya.
PT BALI GRAHA SURYA
merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam bidang
konstruksi perpipaan minyak dan gas bumi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
konstruksi mengalami keterlambatan karena banyaknya kecelakaan kerja yang
terjadi sehingga memengaruhi anggaran biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan. Peran manajemen risiko dalam proyek konstruksi pipa gas adalah hal
yang sangat penting karena keberhasilan suatu proyek tidak dapat dipisahkan
dari mekanisme kontrol terhadap risiko pada proyek. Tujuan utama dari manajemen
risiko dalam proyek pipa adalah untuk meminimalkan dampak kerugian akibat dari
suatu risiko pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka
penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel risiko yang
memengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas; mengetahui risiko-risiko
yang dominan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu, dan biaya;
serta memberikan solusi untuk mengendalikan risiko yang dominan.
METODE
Alur pemecahan masalah
sangat diperlukan dalam usaha mendukung proses penelitian. Adapun tahapan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Ta h ap Pe r
s i apa n , mer up a k a n tahap pengumpulan
informasi untuk mengidentifikasi permasalahan, penentuan tujuan, studi
literatur, dan studi lapangan.
2.
Tahap Pengumpulan Data, pada tahap ini
dilakukan pengumpulan informasi dan data-data awal dari objek penelitian
melalui proses wawancara dan brainstorming dengan pihak manajemen selaku
responden.
3.
Tahap Pengolahan Data, tahap ini dilakukan
setelah variabel risiko yang relevan terhadap proyek diperoleh sehingga dapat
dilanjutkan dengan proses penilaian untuk menentukan prioritas risiko yang akan
dikelola kemudian.
4.
Tahap Analisis Data, sebagai
tahap selanjutnya adalah melakukan analisis pengklasifikasian perlakuan
terhadap risiko serta usulan perbaikan terhadap masing-masing risiko kegagalan
pada proses pemasangan pipa gas sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan
kegagalan proses yang terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data
mengikuti pendekatan yang digunakan oleh AS/NZS 4360:2005 yaitu Australian/New
Zealand Risk Management Standards (Standards Australia/ Standards
New Zealand, 2005).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
PT BALI GRAHA SURYA merupakan salah satu perusahaan
di Surabaya yang bergerak dalam bidang konstruksi perpipaan minyak dan gas
bumi. Spesialisasi bidang usaha PT BALI GRAHA SURYA adalah mekanikal dan
elektrikal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan
Singgih (2009) yang selanjutnya diolah dengan menggunakan skala Guttman
maka diperoleh variabel-variabel risiko yang relevan pada proyek pemasangan
instalasi pipa gas.
Analisis risiko dapat dilakukan setelah proses
identifikasi risiko selesai. Tahap ini merupakan tahap penilaian dengan cara
menentukan peluang (probability) dan dampak (impact) dari
masing-masing variabel risiko. Penilaian peluang dan dampak menggunakan skala
penilaian antara 1 sampai 5 seperti ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3. Penilaian
dampak melibatkan kriteria Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), waktu dan
biaya, mengingat ketiga kriteria tersebut sangat signifikan berpengaruh
terhadap dampak yang kemungkinan terjadi atas event risiko.
No.
|
Event Risiko
|
||
Sumber Bahaya
|
Variabel
|
1.
Mobilisasi personil 1. Bahaya terguling untuk peralatan (crane)
karena struktur tanah yang labil
dan
peralatan
|
dan area sempit
|
|
2.
|
Risiko tertimpa, terjepit
terhadap personil
|
|
3.
|
Risiko kecelakaan bagi
pengendara di jalan umum pada saat mobilisasi
|
2.
Pembersihan dan pemerataan
4.
Lahan yang tidak teridentifikasi dengan
baik mengakibatkan protes masyarakat
5.
Risiko tidak disiplin operator alat
berat sehingga menimbulkan bahaya terjepit dan tertimpa material (kayu, batu,
dll.)
3.
|
Stringing pipa
|
6.
|
Risiko tertimpa dan terjepit
pipa
|
7.
|
Risiko putus kabel sling
|
||
8.
|
Risiko tidak disiplin operator
alat berat
|
||
4.
|
Trenching pipa
|
9.
|
Kondisi tanah yang labil
mengakibatkan keruntuhan pada bantaran
|
sungai
|
|||
10. Tidak jelasnya kondisi
eksisting infrastruktur bawah tanah (kabel fiber
|
|||
optik, pipa PDAM)
|
5.
Welding dan
welding inspection
11. Kejatuhan
tripot, kejatuhan clamp, tergores mesin las
12.
Bahaya terbakar, sinar UV dari
pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya kejatuhan pipa, fume
atau asap logam, tersetrum kabel mesin las
13. Terkena mesin
gerinda dan terpercik logam mesin gerinda
6.
Field joint coating
14.
Bahaya terbakar
7.
|
Holiday test
|
15. Bahaya tersengat listrik
12KV
|
8.
|
Push pull
|
16. Risiko tidak disiplin
operator alat berat
|
17. Bahaya terjepit di roll
platform
|
||
9.
|
Lowering in
|
18. Risiko tidak disiplin
operator alat berat
|
19. Bahaya kabel sling putus
|
||
20. Bahaya terjepit dan
tertimpa pipa
|
||
10.
|
Back filling
|
21. Bahaya tertimbun tanah
|
22. Risiko tidak
disiplin operator alat berat
23. Kerugian
material akibat terkubur
11.
Pemindahan
block 24. Risiko gas trap
sehingga dapat menimbulkan bahaya ledakan
valve
|
25. Risiko tidak disiplin
operator alat berat
|
||
26. Bahaya terjepit dan
tertimpa
|
|||
12.
|
SCADA
|
27. Bahaya tersengat tegangan
listrik 220V
|
|
interconnection
|
28. Bahaya terjatuh dari
ketinggian
|
||
13.
|
Tie-in ke pipa
|
29. Bahaya gas trap pada
pipa dapat mengakibatkan bahaya ledakan/
|
|
eksisting
|
kebakaran
|
||
30. Bahaya keracunan gas
|
|||
31. Bahaya tertimbun tanah
|
|||
32. Bahaya sesak napas
|
|||
14.
|
Pengecatan
|
33. Bahaya gangguan pernapasan
|
No.
|
Event Risiko
|
||
Sumber Bahaya
|
Variabel
|
||
15. Faktor alam
|
Hujan
|
||
Banjir
|
|||
Tanah longsor di bantaran
|
|||
Tabel 2. Skala Penilaian
Probabilitas
Tingkatan
|
Kriteria
|
Penjelasan
|
1
|
Jarang sekali
|
Apabila suatu insiden mungkin
dapat terjadi pada suatu kondisi
|
yang khusus/luar biasa/setelah
bertahun-tahun
|
||
2
|
Kecil kemungkinan
|
Apabila suatu kejadian mungkin
terjadi pada beberapa kondisi
|
tertentu, namun kecil
kemungkinan terjadinya
|
||
3
|
Sedang
|
Apabila suatu kejadian akan
terjadi pada beberapa kondisi tertentu
|
4
|
Mungkin terjadi
|
Apabila suatu kejadian mungkin
akan terjadi pada hampir semua
|
kondisi
|
||
5
|
Hampir pasti
|
Apabila suatu kejadian akan
terjadi pada semua kondisi/setiap
|
kegiatan yang dilakukan
|
Sumber: Heldman,
2005
Tabel 3. Skala Penilaian
Dampak Kerugian
Tingkatan
|
Kriteria
|
Dampak K3
|
Dampak Waktu
|
Dampak Biaya
|
1
|
Insignificant/
|
Tidak ada cidera
|
Tidak mengalami
|
Keuntungan ≥ 8%
|
tidak
|
penundaan proses
|
dari nilai proyek (tidak
|
||
signifikan
|
kegiatan konstruksi
|
menyebabkan kerugian)
|
||
pipa (10 joint
pipa/hari)
|
||||
2
|
Minor/minor
|
Memerlukan perawatan
|
Mengalami penundaan
|
Keuntungan sebesar
|
P3K, on-site release
|
2 joint pipa/hari (hanya
|
6%–8% dari nilai proyek
|
||
langsung dapat
|
terpasang 8 joint)
|
(kerugian materi
|
||
ditangani
|
sedang)
|
|||
3
|
Moderate/
|
Memerluka perawatan
|
Mengalami penundaan
|
Keuntungan 5%–6%
|
sedang
|
medis, on-site release
|
5 joint pipa/hari (hanya
|
dari nilai proyek
|
|
dapat ditangani dengan
|
terpasang 5 joint)
|
(kerugian materi cukup
|
||
bantuan pihak luar
|
besar)
|
|||
4
|
Major/mayor
|
Cidera yang
|
Mengalami penundaan
|
Keuntungan 3%–5%
|
mengakibatkan cacat/
|
8 joint pipa/hari (hanya
|
dari nilai proyek
|
||
hilang fungsi tubuh
|
terpasang 2 joint)
|
(kerugian materi besar)
|
||
secara total, off-site
|
||||
release tanpa efek
|
||||
merusak
|
||||
5
|
Catastropic/
|
Menyebabkan
|
Mengalami penundaan
|
Keuntungan ≤ 2% dari
|
bencana
|
kematian, off-site
|
10 joint pipa/hari
|
nilai proyek (kerugian
|
|
release bahan toksik
|
(hanya terpasang 0
|
materi sangat besar)
|
||
dan efeknya merusak
|
joint)
|
Sumber: Prabowo
dan Singgih, 2009
Berdasarkan skala penilaian pada Tabel 2 dan 3, maka
dilakukan penilaian peluang (probability) dan dampak (impact)
dari masing-masing variabel risiko dengan menyebar kuesioner kepada 4 responden
dari pihak manajemen yaitu Manajer Proyek, Purchasing, Site Manager,
dan HSE. Adapun hasil perhitungan rata-rata peluang dan dampak risiko dapat
dilihat pada Tabel 4.
Dari hasil rata-rata penilaian peluang dan dampak,
maka dapat dilakukan perhitungan indeks risiko terhadap K3, waktu, dan biaya
dengan cara mengalikan peluang (P) dengan dampak (I). Nilai indeks risiko ini
nantinya akan dikalikan dengan nilai bobot dampak yang diperoleh melalui metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Pada proses pembobotan,
penilaian
Tabel 4. Penilaiaan
Rata-rata Peluang dan Dampak
Event Risiko
|
Risiko
|
|||||||||
No.
|
||||||||||
Sumber
|
Variabel
|
Peluang
|
Dampak
|
Dampak
|
Dampak
|
|||||
Bahaya
|
(P)
|
K3 (I)
|
Waktu (I)
|
Biaya (I)
|
||||||
1.
|
Mobilisasi
|
1.
|
Bahaya terguling untuk
|
2
|
1,5
|
2
|
1,25
|
|||
personil dan
|
peralatan karena struktur
|
|||||||||
tanah yang labil dan area
|
||||||||||
sempit
|
||||||||||
peralatan
|
2.
|
Risiko tertimpa, terjepit
|
1,75
|
2,25
|
2,25
|
1,75
|
||||
terhadap personil
|
||||||||||
3.
|
Risiko kecelakaan bagi
|
1
|
2
|
1,75
|
1,75
|
|||||
pengendara di jalan umum
|
||||||||||
pada saat mobilisasi
|
||||||||||
2.
|
Pembersihan
|
4.
|
L a h a n
|
y a n g
|
t
i d a k
|
2
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
|
dan
|
teridentifikasi dengan baik
|
|||||||||
mengakibatkan protes
|
||||||||||
masyarakat
|
||||||||||
pemerataan
|
5.
|
Risiko
|
tidak
|
disiplin
|
1,25
|
1,75
|
1,5
|
1,25
|
||
operator alat berat sehingga
|
||||||||||
menimbulkan bahaya
|
||||||||||
terjepit
|
dan
tertimpa
|
|||||||||
material (kayu, batu, dll.)
|
||||||||||
3.
|
Stringing pipa
|
6.
|
Risiko
|
tertimpa
dan
|
3,25
|
3
|
2,25
|
2,25
|
||
terjepit pipa
|
||||||||||
7.
|
Risiko putus kabel sling
|
1,5
|
1,75
|
1
|
1
|
|||||
8.
|
Risiko
|
tidak
|
disiplin
|
2
|
1,25
|
1,25
|
1,25
|
|||
operator alat berat
|
||||||||||
4.
|
Trenching pipa
|
9.
|
Kondisi tanah yang labil
|
3,25
|
2,75
|
2,25
|
2,25
|
|||
mengakibatkan keruntuhan
|
||||||||||
pada bantaran sungai
|
||||||||||
10.
|
Tidak jelasnya kondisi
|
1,75
|
1,25
|
1,5
|
1,5
|
|||||
eksisting infrastruktur
|
||||||||||
bawah tanah (kabel fiber
|
||||||||||
optik, pipa PDAM)
|
||||||||||
5.
|
Welding dan
|
11.
|
K e j a t u h a n
|
t
r i p o t ,
|
1,75
|
2
|
1
|
1,25
|
||
welding
|
kejatuhan clamp,
tergores
|
|||||||||
mesin las
|
Lanjutan Tabel 4
Event Risiko
|
Risiko
|
|||||||
No.
|
||||||||
Sumber
|
Variabel
|
Peluang
|
Dampak
|
Dampak
|
Dampak
|
|||
Bahaya
|
(P)
|
K3 (I)
|
Waktu (I)
|
Biaya (I)
|
||||
inspection
|
12.
|
Bahaya terbakar, sinar
|
4
|
2,75
|
2
|
1,75
|
||
UV dari pengelasan,
|
||||||||
bahaya panas, bahaya
|
||||||||
percikan api las, bahaya
|
||||||||
kejatuhan pipa, fume
atau
|
||||||||
asap logam, tersetrum
|
||||||||
mesin las
|
||||||||
13.
|
Terkena mesin gerinda
|
3
|
3
|
2
|
1,75
|
|||
dan terpercik logam
|
||||||||
mesin gerinda
|
||||||||
6.
|
Field joint
|
14.
|
Bahaya terbakar
|
1,75
|
2,25
|
1,75
|
1,75
|
|
coating
|
||||||||
7.
|
Holiday test
|
15.
|
Bahaya tersengat listrik
|
1,5
|
1,75
|
1,25
|
1,75
|
|
12KV
|
||||||||
8.
|
Push pull
|
16.
|
Risiko tidak disiplin
|
2
|
1,5
|
1,25
|
1,25
|
|
operator alat berat
|
||||||||
17.
|
Bahaya terjepit di roll
|
1,75
|
2
|
2
|
1,75
|
|||
platform
|
||||||||
9.
|
Lowering in
|
18.
|
Risiko tidak disiplin
|
2
|
2
|
1,75
|
1,5
|
|
operator alat berat
|
||||||||
19.
|
Bahaya kabel sling putus
|
1,5
|
2
|
1,5
|
1,5
|
|||
20.
|
Bahaya terjepit dan
|
2,75
|
2,75
|
2
|
2
|
|||
tertimpa pipa
|
||||||||
10.
|
Back filling
|
21.
|
Bahaya tertimbun tanah
|
2,5
|
3
|
2
|
2
|
|
22.
|
Risiko tidak disiplin
|
2
|
1,5
|
1
|
1,25
|
|||
operator alat berat
|
||||||||
23.
|
Kerugian material akibat
|
2
|
1,75
|
2
|
2,25
|
|||
terkubur
|
||||||||
11.
|
Pemindahan
|
24.
|
Risiko gas trap sehingga
|
1,5
|
3,75
|
4
|
4
|
|
block valve
|
dapat menimbulkan
|
|||||||
bahaya ledakan
|
||||||||
25.
|
Risiko tidak disiplin
|
2
|
1,75
|
1,5
|
1,25
|
|||
operator alat berat
|
||||||||
26.
|
Bahaya terjepit dan
|
2
|
2,5
|
2
|
2
|
|||
tertimpa
|
||||||||
12.
|
SCADA
|
27.
|
B a h a y a t e r s e n g a t
|
1,5
|
2
|
1,5
|
1,75
|
|
tegangan listrik 220V
|
||||||||
interconnection
|
28.
|
Bahaya terjatuh dari
|
1,5
|
2,5
|
1,75
|
1,75
|
||
ketinggian
|
||||||||
13.
|
Tie-in ke pipa
|
29.
|
Bahaya gas trap pada
pipa
|
1,75
|
4
|
4
|
4
|
|
eksisting
|
dapat mengakibatkan
|
|||||||
b a h a y a l e d a k a n /
|
||||||||
kebakaran
|
||||||||
30.
|
Bahaya keracunan gas
|
1,75
|
4
|
3,75
|
3,75
|
|||
31.
|
Bahaya tertimbun tanah
|
2
|
2,75
|
3
|
3
|
|||
32.
|
Bahaya sesak napas
|
1,25
|
3
|
2,75
|
2,75
|
|||
14.
|
Pengecatan
|
33.
|
B a h a y a g a n g g u a n
|
1,75
|
3
|
1,25
|
2,5
|
|
pernapasan
|
Lanjutan Tabel 4
Event Risiko
|
Risiko
|
|||||||
No.
|
||||||||
Sumber
|
Variabel
|
Peluang
|
Dampak
|
Dampak
|
Dampak
|
|||
Bahaya
|
(P)
|
K3
(I)
|
Waktu
(I)
|
Biaya
(I)
|
||||
15.
|
Faktor alam
|
34.
|
Hujan
|
2
|
2
|
2,5
|
2,25
|
|
35.
|
Banjir
|
1
|
1,75
|
3
|
2,25
|
|||
36.
|
T a n a h l o n g s o r d i
|
1,75
|
2,75
|
2,5
|
2,75
|
|||
bantaran
|
Tabel 5. Respons Risiko
Event Risiko
|
Risiko
|
|||
Var
|
Sumber
|
Variabel
|
Diterima
Dikurangi Dialihkan Dihindari
|
|
Bahaya
|
||||
12
|
Welding
|
Bahaya terbakar, sinar UV
|
√
|
|
dan welding
|
dari pengelasan, bahaya panas,
|
|||
inspection
|
bahaya percikan api las, bahaya
|
|||
kejatuhan pipa, fume atau asap
|
||||
logam, tersetrum mesin las
|
||||
6
|
Stringing
|
Risiko tertimpa dan terjepit
|
√
|
|
pipa
|
pipa
|
|||
Trenching
|
Kondisi tanah
yang labil
|
√
|
||
mengakibatkan keruntuhan
|
||||
pada bantaran sungai
|
Dari analisis respons risiko pada 3 variabel risiko
yang paling dominan untuk diprioritaskan diperbaiki, maka dapat dijabarkan
upaya perbaikan sebagai usaha untuk mengurangi dampak kerugian yang dialami
oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penilaian risiko, variabel risiko nomor 12
yaitu bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan
api las, bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin
las dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 9,324. Dari hasil
wawancara dan penyebaran kuesioner sebelumnya kepada pihak manajemen terkait,
didapatkan penyebab terjadinya risiko tersebut adalah kondisi lingkungan yang
sempit, pekerja tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD), kabel
terkelupas, dan penempatan pipa yang tidak aman. Proses mitigasi yang dapat
dilakukan adalah dengan saling memperingatkan antar pekerja untuk selalu
menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui
kondisi alat yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, dan berhati-hati
dalam bekerja. Urutan tertinggi kedua yaitu variabel risiko nomor 6 yaitu
risiko tertimpa dan terjepit pipa pada Proses
stringing pipa dengan total nilai indeks risiko terbobot sebesar 8,481.
Mewajibkan
pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi
untuk mengetahui
Variabel-variabel risiko yang relevan terhadap
pelaksanaan proyek konstruksi pipa gas pada PT BALI GRAHA SURYA sejumlah 36
variabel risiko. Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi
kegiatan konstruksi yaitu
(1) bahaya
terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las,
bahaya kejatuhan pipa, fume atau asap logam, tersetrum mesin las; (2)
risiko tertimpa dan terjepit pipa pada proses stringing pipa; (3)
kondisi tanah yang labil yang mengakibatkan keruntuhan pada bantaran sungai.
Berdasarkan atas variabel dominan yang dipilih untuk diprioritaskan, maka
solusi untuk mengendalikan risiko adalah mewajibkan pekerja untuk menggunakan
APD yang sesuai, memeriksa semua kondisi isolasi untuk mengetahui kondisi alat
yang akan digunakan, bekerja sesuai dengan SOP, memasang dinding pengaman
galian, dan penempatan tanah bekas galian minimal 1 meter dari bibir galian.
Beberapa rekomendasi perbaikan berkelanjutan yang dapat diusulkan kepada pihak
manajemen adalah memberikan peraturan yang tegas dan jelas terhadap para
pekerja agar selalu memakai APD yang sesuai serta mematuhi prosedur yang ada
serta pengawasan terhadap pelaksanaan pemasangan pipa tetap dipertahankan agar
tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi pekerja dan perusahaan.